Sesungguhnya Allah telah menciptakan jin dan manusia hanya untuk mentauhidkan-Nya semata. Sebagaimana Allah firmankan, "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku saja." (QS al-Zariyat [51]: 56)
Al-Syaik Muhammad al-Tamimi berkata, "Makna beribadah kepada-Ku adalah menauhidkan-Ku." (Syarh Salasah al-usul: 38)
Sebaliknya, Allah melarang keras kepada mereka dari menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Allah berfirman, "Dan sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (QS an-Nisa [4]: 36)
mentauhidkan Allah adalah perkara terbesar yang Allah perintahkan kepada kita, dan kenyirikan adalah larangan yang paling besar yang Allah larang kepada kita. Di antara macam prilaku kesyirikan adalah melakukan tabaruk (ngalab berkah) kepada pohon, batu, dan yang semisal dengan keduanya. Di antara hadis yang membicarakan tentang tabaruk yang dilarang adalah hadis iniyang artinya:
Dari Abu Waqid al-Laisi, sesungguhnya Rasulullah sallallahu`alaihiwasallam ketika pergi ke hunain melewati sebuah pohon milik orang-orang musrik yangdisebut dengan zat anwat, mereka menggantungkan pedang-pedangnya di sana. Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Zat Anwat sebagaimana yang dimiliki oleh mereka." Kemudian Rasulullah sallallahu`alaihiwasallam berkata, "subhanallah! Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh kauma Nabi Musa: Buatkanlah bagi kami sembahan sebagaimana mereka memiliki sembahan. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian." (HR al-Tirmizi 4/475, al-Sahihah: 2180)
Berkata Abu `Isa (al-Tirmizi), "Hadisini hasan shahih dan Abu Waqid al-laisi adalah al-Haris ibn `Auf, pada bab ini diriwayatkan juga dari Abu Sa`id dan Abu Hurairah.
Al-Syaik Muhammad al-Tamimi berkata, "Makna beribadah kepada-Ku adalah menauhidkan-Ku." (Syarh Salasah al-usul: 38)
Sebaliknya, Allah melarang keras kepada mereka dari menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Allah berfirman, "Dan sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (QS an-Nisa [4]: 36)
mentauhidkan Allah adalah perkara terbesar yang Allah perintahkan kepada kita, dan kenyirikan adalah larangan yang paling besar yang Allah larang kepada kita. Di antara macam prilaku kesyirikan adalah melakukan tabaruk (ngalab berkah) kepada pohon, batu, dan yang semisal dengan keduanya. Di antara hadis yang membicarakan tentang tabaruk yang dilarang adalah hadis iniyang artinya:
Dari Abu Waqid al-Laisi, sesungguhnya Rasulullah sallallahu`alaihiwasallam ketika pergi ke hunain melewati sebuah pohon milik orang-orang musrik yangdisebut dengan zat anwat, mereka menggantungkan pedang-pedangnya di sana. Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Zat Anwat sebagaimana yang dimiliki oleh mereka." Kemudian Rasulullah sallallahu`alaihiwasallam berkata, "subhanallah! Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh kauma Nabi Musa: Buatkanlah bagi kami sembahan sebagaimana mereka memiliki sembahan. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian." (HR al-Tirmizi 4/475, al-Sahihah: 2180)
Berkata Abu `Isa (al-Tirmizi), "Hadisini hasan shahih dan Abu Waqid al-laisi adalah al-Haris ibn `Auf, pada bab ini diriwayatkan juga dari Abu Sa`id dan Abu Hurairah.
Tag :
tauhid
0 Komentar untuk "MENDULANG FAEDAH DARI HADIS "ZAT ANWAT""